Jalan tak kunjung ditinggal hujan. Aku masih bergeming, terpaku di samping toko yang pintunya tertutup rapat. Menghindari kuyup. Kepingan uang receh di sakuku tak kuasa membawa kehangatan. Sampah yang kupungut pun belum waktunya dijual. Walaupun aku terpaksa harus menjualnya, harganya tak seberapa. Sekadar untuk membeli makan sebungkus nasi belum cukup. “Tapi aku lapar!” jerit batinku. […]Read More
Salah besar jika kau hanya melihat buih di wajahku yang murka atau hanya mendengar kicau Sialia dari mulutku yang geram yang mudah kau hempas dan lenyapkan. Aku gemuruh yang tak luruh. Bahkan jika kau hanya berharap aku rubuh, kau salah besar. Aku lebih betenaga dari badai lebih tajam dari taring harimau. Tapi aku lebih jernih […]Read More
Maka kubacakan maklumat rakyat dilarang melarat Pelaku perbedaan pendapat adalah penyambung lidah rakyat yang tak boleh dijerat dengan pasal karet karat Tapi koruptor harus dihukum berat hukumannya tak boleh dikerat penegak pantang bersindikat dengan konglomerat Maka kubacakan maklumat rakyat dilarang melarat Pejabat jangan khianat rapat-rapat kepentingan rakyat harus dilaksanakan secara bulat Uang rakyat dari rakyat […]Read More
Oleh: Muhammad Izzul Muslimin Jika boleh… Ingin kukibarkan bendera setengah tiang pada 20 Mei nanti Sebagai tanda duka Atas hilangnya ribuan nyawa anak bangsa karena pandemi corona Atas menganggurnya ratusan ribu rakyat akibat pemutusan hubungan kerja Atas lahirnya jutaan warga miskin baru karena ekonomi lesu Jika boleh… Ingin kukibarkan bendera setengah tiang pada 20 […]Read More
Sastra Read More
Di balik tiga jendela Keterasingan adalah perlawanan atas egoku yang menggelora. Ketiadaan akalku melabuhkanku dalam noda dan dosa. Menghitung jumlah jeruji besi pada tiga jendela penjara, dua belas jeruji besi membelenggu tubuhku yang rapuh karena dimakan usia. Penyesalan hanyalah menghapus asa yang tersisa, bangkitlah wahai jiwa jiwa yang fana. Jemputlah mimpimu di taman takdir yang […]Read More
Dunia tempat berlabu sementara waktuTak ada kata, tak ada kita Melarunglah jiwa raga mengepak jagad rayaBersama buku kita terbang bersama Lebih jauhLebih tinggi Sampai waktu akan membuat mudik kembali Kata kata aksaraMembuahkan pesan makna manusia Membacalah kitaMenulislah kitaMenanamlah jugaBerbagilah kitaSampai memanen bersama Hidup nan penuh makna Hidup penuh mozaik cahaya Gemerlapnya alam jiwa iniPustaka kitaBergerakBergeraklahTerus […]Read More
Takdir yang kau kejarNasib yang kau wartakan padaku saat ituKhotbah di atas kuburan sepi kuncenBuku-buku yang mengantarmu berteriak di plengkung gading Rasanya takdir sudah lama ingin merenggutmu dari balik puisiKiranya kemuliaan dan kesepian itu adalah mimpi panjangmuMatahari kain timur yang kau rajut pelan-pelan dari tanah dan udaraternyata kau tak bisa pecahkan semuanya Kau yang sudah […]Read More
Gemuruh angin dan badai gelombang laut mengawali pertunjukan tarian iblis di negeri berkabutapi menyala dan menyambar ke setiap sudut bumi berguncang pertanda pertunjukan akan disebut…. Sang penguasa mulai memainkan perannya ada yang menjadi gemuruh angin, badai gelombang, api yang menyala hingga penduduk negeri semuanya tak bernyawa ulah ber-ulah penguasa negeri memainkan perannyapertunjukan terus berlangsung hingga penduduk negeri semuanya terpasung Terpasung oleh […]Read More