RBK: Menggerakkan pengatahuan di Jalanan

Tahun 2012. Dimulai dari sebuah kontrakan kecil seukuran 6 x 16 meter di sebuah dusun Onggobayan Bantul DI Yogyakarta Rumah Baca Komunitas (RBK) hari ini sudah berumur lebih satu dekade. Kontrakan Lapsi PP IPM melahirkan RBK sebagai komunitas pelajar kreatif yang pernah diamanahkan oleh keputusan muktamar IPM di Solo pada tahun 2008 di mana sebagian pegiat Lapsi merupakan aktifis struktural Ikatan pelajar Muhammadiyah. Kerja kreatif dan kritis merupakan spirit Gerakan literasi atau Gerakan iqro di tubuh Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang nantinya digerakkan oleh Rumah Baca Komunitas.
Kekuatan urun daya kaum muda menjadi salah satu kekuatan Gerakan literasi komunitas ini dengan mantra siapa saja dapat menjadi penggerak literasi. Mantra handal ini dipinjam dari kekuatan Dauzan Farook, sang pejuang literasi di Kauman yang merupakan putra seorang pengurus Bahagian taman poestaka Muhammadiyah dengan Gerakan perpustakaan kelilingnya, mabulir. Kekuatan urun day aini juga menjelma menjadi virus microba literasi di mana semua orang punya peran penting dalam ekosistem literasi. Ada yang berperan menulis, menerbitkan buku, menjual buku, mendengarkan buku, mendongengkan majalah, menjual koran, mendiskusikan isi artikel koran, peresensi buku, penyedia konsumsi kegoatan literasi, pewakaf buku, penyampul, penata buku di rak, pendokumentasikan koleksi, pembagi buku, pengirim buku, yang kampoanye pelestarian hutan demi buku dan apa apa yang dicetak di dalamnya.
Ada peran negara, ada peran swasta, taman Pustaka Muhamamdiyah, taman Pustaka Aisyiyah, ada indystri perbukuan, Lembaga Pendidikan, komunitas literasi, dan sebagainya. Itu adalah semesta literasi. Jadi Gerakan literasi tidak tumbuh dalam satu monokultur tanaman tapi hidup dalam ekosistem ibarat hutan yang masing-masing dapat memberikan arti dan makna bagi kehidupan bersama. Gerakan literasi juga akan tumbuh seperti jamur di musim hujan apabila ada ruang apresiasi, ada ruang kolaborasi, ada nalar berbagi yang lestari. Sebagai contoh, Rumah Baca Komunitas punya kesempatan membagi buku-bukunya ke berbagai komunitas di nusantara saat ada kebijakan free cargo literacy dari PT Pos Indonesia sejak 2016-2018. RBK dapat mengirim buku secara gratis dan juga menerima buku. Saat itu gairah membagi buku luar biasa dan tumbuh kembangnya komunitas literasi portable sangat siginifikan seperti perpustakaan jalanan, sepeda Pustaka, becak Pustaka, garasi Pustaka, dan setarusnya. Saya sebut zaman ini sebagai perayaan era berbagi dan berkolaborasi yang paling Berjaya. Di sana lah tumbuh harapan dan demokratisasi pengetahuan berjalan lebih baik.
Membaca, Menulis, menanam
RBK lahir di zaman tagline dan menguatnya arus media sosial sehingga RBKI membuat tagline awal aku datang, aku membaca, aku berdaya, lalu menjadi aku datang aku membaca aku merdeka, dan sejak tahun 2014 tagline berubah menjadi gerajkan membaca, menulis, dan menanam. Tantangan baru gerakjan literasi adalah menguatnya akses informasi online. Namun demikian, RBK justru merasa ini adalah berkah sehingga RBK merespon membuat rumahbaakomunitas.blogspot.com yang diprakarsi Fauzan A Sandiah sebagai ajang belajar menulis para pegiat. Dari website gratisan inilah kini tumbuh maju menjadi olatform website yang lebih well maintained di rumahbacakomunitas.org yang beberapa karya pegiat sudah dibukukan dari kumpulan tulisan di website ini. Kampanye RBK untuk mengubah kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan yang dapat diakses publik pun diupayakan melalui beragam medi. Tahun 2012 banyak buku wakaf dari mahasiswa dan dosen, lalu dari penerbit, NGO dan penulis buku.
Membaca dan menulis adalah kembat siam sehingga Gerakan litarasi dasarnya adalah kondisi akses pengetahuan yang tidak merata serta kapasitas produksi pengetahuan kritis yang minim. Greakan literasi RBK adalah ekspresi Gerakan kritis IPM yang dimanifestasikan dalam Gerakan Iqrio sejak 2003 dan relaunching tahun 2007. Daya kreatif dan daya kritis merupakan dua hal yang musti dielaborasi dalam Gerakan literasi RBK sehingga kapasitas pengetahuan mendorong orang berbuat secara nyata di tengah masyarakat sebagaimana warisan amal kebajikan Muhammadiyah melalui Kiai Ahmad Dahlan—bagaimana kepemilikan pengetahuan harus seimbang dengan amal usaha di dalam menerangi dan mencerahkan masyarakat. Dalam praktik ini, RBK sangat mendukung Gerakan literasi di sekolah Muhammadiyah, TK ABA, menjadi ruang belajar bersama yang terbuka untuk semua kalangan. Karakter RBK seiram dengan sebangun dengan model taman Pustaka Biblioteka Muhammadiyah yang pernah diungkapkan Haji Mochtar bahwa pengetahuan di perpustakaan Muhammadiyah harus gratis, tanpa birokrasi, dan mudah (akses).
Sebagai catatan tagline terakhir yang menjadikan RBK terlibat dalam isu liungkungan hidup adalah karena keterpaparan pegiat literasi akan fenomena rusaknya lingkungan hidup dari dekat seperti polusi udara, hilangnya akses air bersih bagi masyarakat, deforestasi, tambang yang merusak keseimbangan hayati dan ketidakadilan ekologis.
Perpustakaan Jalanan RBK
Selain pelayanan perpustakaan 24 jam di RBK sejak 2012 sampai hari ini, terdapat program lainnya seperti pelatihan menulis, penelitian, sekolah ekoliterasi, praktik penerbitan buku, berkebun, rbk for kids, dongeng, diskusi buku rutin mingguan (dejure), diskusi tematik (reboan), pelatihan skil kapasitas masyarakat, apsas, dan pelatihan karya seni, pemeran, dan memenuhi undangan berbagi pengetahuan, sejak Juni 2014 RBK sudah membuka lapak bacaan di alun-alun kidul dan juga pelayanan bacaan keliling dengan motor Box hibah dari perpustakaan nasional sejak 2017. Dalam banyak kegiatan, motor Pustaka RBK on the street hadir dalam even pameran buku, pelatihan menulis di pesantren, di desa-desa, di kegiatan IPM, TBM, dan kegiatan lainnya. Bagi pegiat RBK, perpustakaan jalanan bukan sekedar buku tapi merupakan ruang berbagi, ruang apresiasi, ruang saling mendukung, ruang berbagi kisah antar pegiat dan antar masyarakat perbukuan. Selain itu, peprustakaan jalanan memberi ruang kehidupan non komersial di ruang publik di mana sekarang ruang publik lebih didominasi ruang bisnis dan komersil. RBK on the street selain mempromosikan buku, membangun modal kepercayaan publik dengan tagline meminjam buku gratis tanpa syarat, pinjam berapa pun di kembalikan kapanpun. Ini bukanlah tagline jargonik tetapi bisa dibuktikan dalam kenyataan. Kenyataannya, kalau kita percaya pada pembaca yang merupakan orang tua asuh buku, maka akan ada banyak dukungan dari publik. Sudah lebih dari satu dekade, buku tak pernah habis hanya karena ada pembaca tak kembalikan buku. Buku itu tak pernah hilang, hanya berpindah tangan. Kira-kira itu iman para pegiat literasi di Rumah Baca Komunitas.
Melalui perpustakaan jalanan para pegiat RBK memcoba mebangun kedekatan melalui komunikasih dan diskusi secara intimet dengan masyarakat. Selain itu, perpusatakaan jalanan RBK banyak mendapatkan berbagai hibahan buku, yang menjadi salah satu sumber dalam melengkapi dan menambah koleksi buku di RBK, hibahan buku tersebut berasal dari masyarakat yang mampir hanya untuk berdiskusi, membaca dan meminjam buku.
Objek Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa
Di usian lebih dari satu dekade atau sepuluh tahun ini, RBK semakin menjadi pusat perhatian dan kunjungan dari berbagai kalangan baik masyarakat, akademisi, khususnya kaum pelajar terutama para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) dan juga perguruan tinggi di luar Yogyakarta seperti Solo, Semarang, Surabaya, Makassar, hingga Kendari. Baik Website maupun media sosial RBK seperti Instagram, twitter, dan juga facebook menjadi salah satu website dan media sosial komunitas yang sering dikunjungi oleh para mahasiswa dalam mencaritau perihal the stories of RBK bagaimana sejarah terbentuknya rumah baca komunitas (RBK) dan berbagai kegiatan yang dilakukan RBK.
Pada tahun 2022 pasca pandemic covid-19 berangsur mereda dan sistem perkuliahan yang sebelumnya dilakukan secara During (online) dan kemudian new normal dengan sistem pembelajaran dilakukan secara Luring (offline). Rumah Baca Komunitas (RBK) tak hentinya mendapatkan Message, DM, dan WhatsApp terkait permintaan kunjungan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di DIY semakin meningkat, kedatangan para mahasiswa tersebut dikarenakan tugas kuliah yang mengharuskan mereka melakukan penelitian, wawancara dan penawaran kerjasama atau berkolaborasi secara langsung bersama RBK dan pegiat RBK dalam berbagai kegiatan yang akan dilakukan. Para mahasiswa melakukan penelitian dan wawancara serta kolaborasi tersebut berasal dari Fakultas dan Program Studi yang berbeda-beda diantaranya: psychology, Pendidikan, komunikasi, ekonomi, dll.
Pertama, Penelitian yang dilakukan para mahasiswa diajukan dengan permohonan permintaan magang di RBK dengan waktu tertentu dan melibatkan diri hingga menjadi partner RBK berkolaborasi dalam melahirkan berbagai kegiatan-kegiatan dan berbagi bersama anak-anak sekitaran lingkungan dusun Kanoman, Banyuraden Gamping Kab. Sleman dimana sekretariat RBK berada saat ini.
Kedua, Wawancara dilakukan mahasiswa untuk mengetahui sejarah terbentuknya RBK, program-program yang dilakukan RBK, tantangan dan hambatan yang dihadapi para pegiat RBK dalam melakukan kegiatan, hingga perihal sumber pendanaan RBK.
Ketiga, Penawaran Kerjasama dilakukan mahasiswa dengan RBK terkait perihal permohonan bantuan peminjaman buku untuk kebutuhan mahasiswa dalam melakukan program Kuliah Kerja Nyata yang biasa disebut KKN selama di lokasi KKN.
Keempat, penawaran kerjamasa dengan pegiat RBK dalam pengisian berbagai diskusi, pelatihan dan seminar-seminar kemahasiswaan yang di inisiasi oleh para mahasiswa.
Keterbukaan dan penerimaan RBK terhadap berbagai Kerjasama mahasiswa sangat memberi input dan output yang begitu positif tidak hanya pada RBK tetapi terpenting adalah para mahasiswa, tidak jarang mahasiswa yang memilih dan melakukan penelitian di RBK menjadi program dan tugas terbaik dikelasnya. Selain dari pada itu mahasiswa mendapatkan knowledge and experience dalam pengembangan kemampuan intelektual dan skill dalam hal teamwork yang tidak didapatkan pada bangku perkuliahan tetapi didapatkan diluar Lembaga Pendidikan formal yakni komunitas.
Pada pertengahan tahun 2022 Rumah Baca Komunitas (RBK) dipilih sebagai objek penelitian oleh 2 (dua) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarat (UMY) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIPOL) Program Studi Ilmu Komunikasih dalam menyelesaikan tugas akhir (skripsi). Pemilihan Rumah Baca Komunitas (RBK) sebagai lokasi penelitian tugas akhir (skripsi) didasari dari keaktifan dan konsistensi rbk dalam melakukan berbagai kegiatan dan komunikasi yang begitu intens pada semua kalangan baik orang tua, anak-anak, remaja, akademisi, dan berbagai komunitas lainya.