Memeluk Bumi, Mengejar Matahari

Sumber: Rumah Baca Komunitas
Bumi dan Matahari di dalam judul ini hanya kebetulan menjadi simbul organisasi keagamaan NU dan Muhammadiyah. Hanya kebenaran yang tepat pada waktunya. Tapi tulisan ini bukan soal nasib dan nasab organisasi yang bekerja untuk peradaban tanpa kenal Lelah tapi bisa jadi putus asa karena zaman yang makin mahal biaya menghidupi organisasi. Itu mungkin bukan masalah serius dalam tulisan ini. NU dengan Islam nusantara dapat sangat serius merawat hasanah kebudayaan bumi sehingga jargonnya merawat jagad dan Muhammadiyah dengan islam berkemajuan dapat terus berkhidmat mencerahkan semesta dan mengejar energi matahari sebagai capaian perkembangan sains dan tekhnologi yang memihak pada kelestarian dan kemanusiaan. Sehingga jihad ekologi menjadi niscaya di dua kakak adek organisasi tersebut. Di Muhammadiyah yang saya kenal baik, tadjid untuk energi terbarukan sebagai ruang pengkhidmatan pada kehidupan global. Muhammadiyah ada di level innovator sosial dan bisa juga inventor di bidang lainnya. Karenanya, upaya dan investasi SDM di bidang transisi energi terbarukan layak menjadi prioritas Gerakan ini secara gradual. Bila dalam kondisi terpaksa pilihan konsesi batu bara ini bisa dipermaklumkan sebagai pintu darurat dalam pesawat yang sedang terbang di ketinggian 30 ribu kaki, maka ikhtiar berikutnya jika kondisi aman Batubara telah cukup dan beresiko yang disadari Ormas dapat secara total beralih ke energi terbarukan. Dalam Risalah Islam Berkemajuan hasil Muktamar Muhammadiyah ke-48 tahun 2022 itu secara sangat baik dipancarkan semangat dan etos kerja kesemestaan:
๐๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ข๐ต๐ถ ๐ต๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ๐ช ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ช๐ต ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ด๐ฐ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ถ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ช๐ฌ๐ญ๐ช๐ฎ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ด๐ฌ๐ข๐ญ๐ข ๐จ๐ญ๐ฐ๐ฃ๐ข๐ญ. ๐๐ฆ๐ณ๐ช๐ญ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฐ๐ณ๐ฐ๐ด ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ณ๐จ๐ช ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข-๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ ๐ญ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ถ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฃ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ฏ๐ข๐ด ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ค๐ฆ๐ฑ๐ข๐ต ๐ฅ๐ช ๐ญ๐ข๐ฑ๐ช๐ด๐ข๐ฏ ๐ข๐ต๐ฎ๐ฐ๐ด๐ง๐ฆ๐ณ, ๐ญ๐ข๐ถ๐ต ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ข๐ต๐ข๐ฏ. ๐๐ฆ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช ๐ฅ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ฏ๐บ๐ข, ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ช๐ฌ๐ญ๐ช๐ฎ ๐จ๐ญ๐ฐ๐ฃ๐ข๐ญ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ช๐ฏ ๐ค๐ฆ๐ฑ๐ข๐ต ๐ต๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ต๐ข๐ฏ๐ฅ๐ข๐ช ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฏ ๐ด๐ถ๐ฉ๐ถ ๐จ๐ญ๐ฐ๐ฃ๐ข๐ญโฆ ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฎ๐ข๐ฅ๐ช๐บ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ฑ๐ข๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ค๐ข๐ณ๐ข ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ-๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ซ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ข๐ด๐บ๐ข๐ณ๐ข๐ฌ๐ข๐ต ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ธ๐ข๐ญ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช ๐ณ๐ฆ๐จ๐ถ๐ญ๐ข๐ด๐ช ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐บ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ถ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฃ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ช๐ฌ๐ญ๐ช๐ฎ. ๐๐ข๐ฅ๐ข ๐ข๐ด๐ฑ๐ฆ๐ฌ ๐ฑ๐ณ๐ข๐ฌ๐ต๐ช๐ด, ๐ธ๐ข๐ณ๐จ๐ข ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฎ๐ข๐ฅ๐ช๐บ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช ๐ญ๐ข๐ฑ๐ช๐ด๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ญ๐ช๐ฃ๐ข๐ต ๐ข๐ฌ๐ต๐ช๐ง ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐จ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ญ๐ฆ๐ด๐ต๐ข๐ณ๐ช๐ข๐ฏ ๐ญ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ถ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ, ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ด๐ฆ๐ค๐ข๐ณ๐ข ๐ช๐ฏ๐ฅ๐ช๐ท๐ช๐ฅ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ๐ช ๐จ๐ข๐บ๐ข ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ณ๐ฐ-๐ฆ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ฐ๐จ๐ช๐ด, ๐ฎ๐ข๐ถ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ค๐ข๐ณ๐ข ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฌ๐ต๐ช๐ง ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ, ๐ฎ๐ช๐ด๐ข๐ญ๐ฏ๐บ๐ข, ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ญ๐ฆ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ด๐ช ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ด ๐ฉ๐ช๐ซ๐ข๐ถ, ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฉ, ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ฅ๐ฆ๐ณ ๐ญ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ถ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ (๐ฅ๐ข๐ณ๐ข๐ต๐ข๐ฏ, ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐ข๐ช, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ข๐ถ๐ต), ๐ฑ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ๐ถ๐ฏ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ธ๐ข๐ด๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ซ๐ถ๐ฌ ๐ฃ๐ถ๐ฎ๐ช, ๐จ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ถ๐ฅ๐ช๐ต ๐ญ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ถ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ณ๐จ๐ช ๐ฃ๐ข๐ณ๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ข๐ณ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ. ๐๐ฆ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ญ๐ฆ๐ด๐ต๐ข๐ณ๐ช๐ข๐ฏ ๐ญ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ถ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ช๐ฌ๐ญ๐ช๐ฎ, ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฎ๐ข๐ฅ๐ช๐บ๐ข๐ฉ ๐ต๐ถ๐ณ๐ถ๐ต ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ช๐ฑ๐ณ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ข๐จ๐ช ๐ต๐ฆ๐ณ๐ธ๐ถ๐ซ๐ถ๐ฅ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ข๐ด๐บ๐ข๐ณ๐ข๐ฌ๐ข๐ต ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ฆ๐ณ๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฅ๐ข๐ฃ
Risalah Islam Berkemajuan, h. 75-76
Kembali kepada maksud tulisan ini dibuat. Jadi, sejatinya persyaratan hidup yang baik sesederhana yang bisa kita pahamai adalah hubungan antara bumi dan matahari. Saat lahir kita tidak tergantung pada hasil ekstraksi perut bumi. Kita perlu matahari dan pijakan bumi untuk cukup bisa tumbuh hidup menghidupi. Tidak lain.
Pertanyaan โapa kamu ndak perlu listrik untuk hidup sehari hari sehingga menolak ormas menambang? Lulusan sarjana teknik pertambangan mau kemana kalau ormas tidak menambang?โ Adalah pertanyaan yang berasal dari kesulitan yang diakibatkan dirinya sendiri. Saya juga berhak bertanya kepada manusia: apa kebaikan yang kita lakukan untuk bumi sepadan dengan idea dan kerusakan akibat ambisi homo ekonomicus? Antroposentrisme akut? Oligarki yang omnivora? Kita semua punya petaka bagi bumi, dan sistem ekonomi politik kapitalistik yang diamini diam-diam atau terang.
Sebuah monument cinta pada kehidupan dilukiskan dengan sangat apik di lirik lagu alternatif besutan sisir tanah:
bunga-bunga serangga
juga primata
ada yang baru bangun
ketika malam tiba
gelap bumi
saat memunggungi sang mentari
tak akan menbuat dunia mati
mengapa nyala lampu kita
meninggalkan lubang lubang tambang
mengapa terang rumah kita
mendatangkan duka dan derita
nyalakan lampu dari putaran angin
terangi rumah dari aliran air
sinari kota dengan panas matahari
nyalakan lampu dari putaran angin
terangi rumah dari aliran air
sinari kota dengan panas matahari
mengapa nyala lampu kita
meninggalkan lubang lubang tambang
nyalakan lampu dari putaran angin
terangi rumah dari aliran air
sinari kota dengan panas matahari
nyalakan lampu dari putaran angin
terangi rumah dari aliran air
sinari kota dengan panas matahari
nyalakan lampu dari putaran angin
terangi rumah dari aliran air
sinari kota dengan panas matahari
nyalakan lampu dari putaran angin
terangi rumah dari aliran air
sinari kota dengan panas matahari
nyalakan lampu dari putaran angin
terangi rumah dari aliran air
sinari kota dengan panas matahari
Saya tidak bertendensi paling ramah lingkungan, tapi kita semua bisa berbuat lebih baik bagi kelestarian bumi dan keadilan serta kesetiakawnan sosial. Tapi lagu ini adalah lagu milik generasi pecinta bumi, milik kehidupan. Semua orang yang ingin hidup, perlu merenungkan bacaan lirik lagu itu. Gerak ekologis kita harus menjadi penanda semesta dari relung hati diyakini, diamalkan dalam perbuatan sebagai kearifan ekologis, sebagai the best earth citizen. Kita warga bumi yang baik, bukan penumpang gelap di planet ini yang hanya menerima bisnis bongkar-bongkar (tidak pernah bisa pasang) tanpa merasa berdosa. Bisnis eksraksi termasuk batu bara, konon bisnis ini adalah bisnis oligarki paling malas se alam semesta. Tidak pernah nandur nikel, batubara, emas, tapi bisa memanen dengan menghalalkan segala cara. Tak ada agama tak ada moral, kecuali tambang.
Lebih dari satu dekade saya adalah bagian tukang kampanye lingkungan dalam ekosistem Muhammadiyah. Banyak makna yang sudah bisa direfleksikan banyak diskursus tumbuh bahkan saat pandemi covid-19 seperti sedang panen raya kesadaran ekologis. Orang mulai sadar kita warga bumi bukan warga negara apalagi hanya anggota etnis dan ormas agama dan non agama.
Kini gerakan yang tumbuh kembang masuk periode yang perlu diberikan asupan gizi terus mandiri tapi belum sampai sana nampaknya ada peristiwa ekonomi politik kapitalistik yang bekerja menghancurkannya.
Sebagai tukang kampanye, rasanya memang kerja kita belum dapat diperhitungkan sebagai kekuatan politik ekologis tapi seberapa pun jumlah kita masih punya daya lawan dan daya propaganda untuk menunjukkan bahwa batubara kotor dan gerak ekstraktif sebagai cara paling tragedis atau dramatis dalam sejarah bumi: Kader Hijau, Front Nahdliyin, Partai Hijau, XR, Walhi, Jatam, Eco Pesantren, Sedekah Sampah, dan beragam komunitas bekerja dalam orkestra alam.
Tumbuh organik adalah kemenangan tersendiri, gerakan kaum muda menjadi politik harapan, politics of hope untuk bumi yang terus direpresi baik dengan dalih sains, pembangunan, atau dalih agama agama.
The Earth Defender
Kepada genarasi muda saya paling percaya akan tafsir-tafsir masa depan bumi. Jika kaum muda bicara keadilan antar generasi pada saat orang kebanyakan berebut tambang, berebut regulasi, patgulipat aturan, maka saran saya mereka harus didengarkan dengan seksama. Jika anak muda di Kalimantan tengah dan Kalimantan selatan bicara kepada alam agar pemangku kepentingan tidak sembrono memutuskan akan membongkar-bongkar perut bumi mustinya kita percaya sebagai pesan moral etik, mengandung tuntutan politis, dan juga empati pada ibu bumi. Kaum muda yang bicara keselamatan bumi, adalah generasi terakhir. “The Last Earth Defender“. Sebaliknya, kaum tua yang tak bicara keselamatan, keberlanjutan, kelestarian bumi adalah Al Mufsiduun (merujuk pada Fatwa majelis Tarjih baru-baru ini).
Seorang anak muda kelahiran Kalimantan selatan menulis pesan:
โPertambangan minerba itu tidak ada yang bisa memberi dampak ekonomi secara sustainable, karena minerba ada limitnya. Bisa habis. Di Daerah saya ada contoh nyata suatu desa pasca tambang menjadi mati ekonominya. Jadi, jelas bahwa cuan-cuan tambang itu semu.โ
Saya Membaca pesan-pesan solidaritas anak-anak muda yang lahir di dekat lubang tambang batubara di Kalimantan itu sebagai sebuah peringatan akan resiko ekstraktifisme, dan sebagai bentuk solidaritas mereka kepada alam semesta. Dan yang perlu diketahui adalah tambang mensejahterakan memang seringai atau lebih gampang dipahami sebagai mitos ketimbang sebagai realitas empirik. Hidup bersama mitos yang dirugikan adalah warga bumi dan lingkungan sementara pemilik modal besar, keuntungan adalah sebuah kenyataan. Jangan jangan, tambang ramah lingkungan, reklamasi, dan janji janji lapangan kerja yang adil lestari hanyalah mitos. Anak muda tidak cocok hidup bersama mitos, biarlah pemilik masa lalu merawat mitos dengan baik dan benar.
Apakah cara mempertahankan bumi hanya dengan mengajak hijrah dari batubara ke matahari? Panel surya juga butuh nikel? Jika dengan nikel apakah daya rusaknya bisa dikurangi dengan mendayagunakan untuk kepentingan publik bukan memanjakan gaya hidup orang per orang? Banyak diskusi sains dan agama tumbuh berkembang di saat ormas agama mendapatkan tawaran konsesi tambang. Batubara ini akan menjadi batu ujian, batu loncatan transisi juga bisa diupayakan.
Tafsir dari kegelapan menuju cahaya itu ajakan hijrah, transformasi, pembaharuan dari energi kotor batu bara menjadi energi bersih berkeadilan (non fossil fuel) tapi itu memang perlu SDM yang ahlinya ahli kuncinya kunci bukan SDM terima bongkar tak terima pasang. Sarjana teknologi yang menjadi andalan perlu ke depan berada di zona riset-riset yang membumi dan mendekat pada ketersediaan energi matahari. Menguji coba energi baru terbarukan berkeadilan alias tajdid di bidang energi mmg berkemajuan. Membangun ruang eksperimen seluas-luasnya untuk menghasilkan kerangka kerja jangka Panjang untuk konservasi energi baru lestari(bagi alam) yang berkeadilan (bagi manusia) sehingga tajdid di bidang energi menjadi simbul menusia bumi yang berhubungan baik dengan matahari sebagai cita rasa berkemajuan yang sebenar-benarnya.
Sebagai penutup, Tahukah kamu siapa yang mendustakan agama? Adalah orang orang yang di dalam hatinya bernafsu ingin kaya mulia di dunia dengan cara membongkar isi bumi memanen batu batuan sedangkan dari aktifitasnya itu terbukti memproduksi kemelaratan, ketertindasan, ketakutan, penderiataan berkepanjangan baik bagi masyarakat manusia maupun masyarakat non manusia. Jadilah warga bumi dan tetap hidup walau tidak tberguna untuk memperkaya oligarki.
Referensi:
https://pulangpisaumu.com/izin-tambang-untuk-ormas-keagamaan-ini-respon-imm-palangka-raya/
https://www.mongabay.co.id/2023/03/01/dorong-generasi-muda-bergerak-lintas-iman-untuk-keadilan-iklim/