Sekolah Pemuda Ekoliterasi #2 Dibuka Hari ini

 Sekolah Pemuda Ekoliterasi #2 Dibuka Hari ini

Sebagaimana kita saksikan dari berbagai laporan saintifik yang dihasilkan oleh beragam level ilmuwan menunjukkan krisis ekologi di bumi semakin akut seperti memanasnya suhu bumi diikuti mencairnya es di kutub. Salah penyebababnya adalah akselerasi deforestasi. Wajar, fenomena climate refuge tidak terhindarkan. Ini adalah satu latar belakang diselenggarakannya sekolah pemuda ekoliterasi di Rumah Baca Komunitas (RBK).

Alasan lainnya dari penyelenggaraan kegiatan ini. Pertama, Sangat banyak tersedia informasi tersebut tetapi pengetahuan tidak senantiasa menjadi basis kesadaran untuk merevisi atau mengoreksi tindakan yang dilakukan oleh negara dalam praktik pembangunan, ungkap Iman Permadi yang merupakan kepala sekolah program ini. Hal ini ditunjukkan semakin menguatnya deforestasi dengan dalih pembangunan ekonomi negara miskin sehingga diikuti banyak sekali bencana yang memang sengaja diundang.

Alasan lainnya adalah fenomena menguatnya peran komunitas berbasis keagamaan akhir-akhir ini menunjukkan semakin meluasnya respon teologis, respon untuk berkontribusi terhadap upaya mengurangi resiko dari perubahan iklim. Potensialitas kaum muda Indonesia sendiri. Jumlah kaum milenial yang semakin dewasa yang mempunyai hak politik dan aktif di dunia digital sangat besar sehingga ini mengilhami pentingnya suara-suara kaum muda itu diwadahi terutama dalam isu lingkungan hidup dan didesiminasi sedemikian saintifik dalam kelas diskusi. Sekolah pemuda ecoliteracy didesain untuk membangun keberdayaan dalam pengetahuan dan praktik.

Tahun ini sekolah pemuda ekoliterasi mengambil tema besarnya Titik Temu Prakarsa Keadilan lingkingan ditujukan untuk mengkonsolidasi kesadaran kaum muda untuk mendapatkan atau merumuskan Respon yang praktis strategis yang berdampak terhadap upaya-upaya pencegahan krisis yang bisa saja dialamatkan kepada negara sebagai penanggung jawab tata kelola sumber daya alam dan energi yang berkeadilan. Menurut paparan Prawirayudha sebagai wakil kepala sekolah menyampaikan bahwa kegiatan ini didayagunakan untuk memperkuat basis pengetahuan di kalangan kaum muda yang cukup potensial untuk membangun kanal-kanal sosial media dengan konten ekologi kritis, serta konten yang memberi pengaruhi pada tindakan dan pilihan politik kaum muda terkait lingkungan hidup dan keadilan sumber daya alam.

Kegiatan sekolah yang diprakarsai Rumah Baca Komunitas (RBK) ini didukung PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Kader hijau Muhammadiyah diikuti 72 peserta dari berbagai daerah di Indonesia dari Aceh sampai Papua akan dibuka secara daring hari ini tanggal 28 Oktober 2021 di momentum Sumpah Pemuda. Kegiatan ini dimulai dari bulan Oktober sampai bulan Desember dan follow-up-nya bulan Januari-Februari tahun 2022.  Kegiatan dilaksanakan secara virtual dan juga beberapa kali akan diberikan kesempatan untuk tatap muka bagi yang mungkin kan untuk mengadakan pertemuan.”, terang Mia Sarmiasih.

Di dalam panduan sekolah disebutkan bahwa kegiatan ini juga akan menghasilkan produk pengetahuan mengenai format kampanye dan format gerakan ekologi lintas ideologi, rumusan yang operasional mengenai format strategi gerakan lingkungan yang sesuai zaman dan berdampak, serta menghasilkan produk pengetahuan berupa karya-karya riset kelompok yang akan mendukung gerakan lingkungan di berbagai daerah dan komunitas.

Sebagian tim fasilitator seperti Iman Permadi, Prawirayudha, Fauzan A Sandiah, Mia Sarmiasih, Lukman, Arifin, Dafrin, David Efendi, Kholidah Annisa, Abie Dhimas, Abdul Hasyim, dan beberapa lainnya akan memandu jalannya sekolah yang dihadiri oleh narasumber atau pemantik seperti beberapa nama berikut ini Eko Cahyono (sajogyo institute), Nana Firman (Greenfaith International Network), Hening Parlan (LLHPB Aisyiyiah), Parid ridwan (Kiara & MUI), Herni Ramdlaningrum (Prakarsa), Herry kurniawan (laskar hijau & KHM), Nashih lutfi (STPN), Nurrudin Al akbar (Mahasiswa S3 UGM, peneliti ekologi dan demokrasi), dan As Rasyid (Akademi Gadjah).

Bagikan yuk

David Efendi