Sajak Sajak Pandemi

 Sajak Sajak Pandemi

Maut itu

Ada di dalam diri kita

Kalau kau cinta, ia bisa mendatangimu kapan saja

2021

 

Udara kita

Nafas kita

Detak jantung kita

Terbuat dari Innalillah…

Suka duka

Terbit tenggelam

Menyatu di dalamnya

2021

 

Kau tak sepunuhnya bisa usir gelisahmu

Resahmu

Rindumu

Ketakutanmu

Begitu juga pada kematian

Kau harus cinta berbagi kamar tidur dengannya

Romantis sajalah

Semampumu

Agar mati baik baik saja

2021

 

Tak pernah aku rasa hidup sesak seperti yang hari hari ini kualami

Tak pernah aku terpenjara rasa sunyi senyap seperti tahun ini

Tak pernah…

Tak pernah…

Tak pernah aku punya gumpalan rindu seberat ini.

2021

 

Wabah membuka diri kita

Memperlihatkan siapa sesungguhnya orang orang di dekat kita

Menelanjangi yang sembunyi di balik angka, di balik kursi, dan statuta

 

Telanjang

Dan benar benar rusak

Tuhan tahu dan mengirim kacamata

 

Dari balik jendela

Aku hanya manggut dan mengelus dada

Terpuji

Dan terkutuklah sudah

2021

 

Kalau kau tak pernah memiliki dan menguasai

Kau akan mati dengan mudah saat pandemi

 

Percayalah

Awalnya kita bukan apa apa dan tak ada

Jika pergi dari bumi

Itu wajar bisa dimengerti

2021

 

Membuka lembaran hidup

Mulai

Hidup

Memperbaharui hidup

Mengisi dan

Menutup kembali

2021

 

Sajak wabah dan anarko

Yang fana itu adalah buminya

Yang fana juga negara pemerintah dan pegawainya

Negara

Indonesia indonesia

Sia …sia…

Kau bisa hidup dan mati baik baik saja tanpa ikatan kuasa negara

Juli 2021

Sajak wabah(2)

Kalau saja menunggu ajal itu seperti menunggu antriam di atm, seperti menunggu akad nikah kelar, rasanya menunggu buka puasa, atau seperti rasa tak sabarmu menunggu bidarari di malam pertama

Kau akan mati bahagia

 2021

 

Seperti dendam,

Wabah ini pun harus dibayar dengan tuntas

Tuntas di dunia

Semogakan gembira di alam akherat

2021

 

Sirene ambulan

Aku bayangkan sirene adzan magrib kalah ramadan

Ada yang mengetuk pintu

Memulangkan dengan penuh martabat ke rumah nan abadi

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

Dan,

Aku masih menunggu

Tepat dipintu Rumah kekalMu

Bagikan yuk

David Efendi