Kita Adalah Media Itu Sendiri

 Kita Adalah Media Itu Sendiri

Dandhy Dwi Laksono, selanjutnya kita sebut Mas Dandhy adalah seorang jurnalis senior pendiri sekaligus pengasuh rumah produksi film dokumenter “Watchdoc Documentary”. Malam tadi, Selasa 28 Juni 2022 saya bertemu dengan blio. ADAB Foundation bersama Aksara media menjembatani perjumpaan kita.

Dalam diskusi yang tertema “Bicara Media Hari Ini,” Mas Dandhy yang diduetkan dengan Mas Farid Gaban dihujani banyak pertanyaan dari audiens. Termasuk saya. Dari banyaknya pertanyaan dan jawaban. Saya mencatat beberapa hal yang bagi saya sangat penting untuk dibagikan.

Pertama, Mas Dandhy bersama mas Farid sama-sama sepakat bahwa Jurnalisme tidak akan pernah mati, meski revolusi saluran media terus berkembang dan beranak-pinak. Kenapa? karena jurnalisme memiliki prosedural tersendiri dalam memberikan informasi. Prosedural yang dimaksud adalah perihal mengolah informasi harus dengan kode etik. Kode etik yang memuat perihal tata cara mengolah informasi itulah, nyawa yang membuat jurnalisme akan terus hidup.

Kedua, Mas Dandhy menyebut, dengan adanya berbagai macam platform media seperti hari ini, setiap orang punya kesempatan yang sama untuk menjadi menyebar informasi. Atau kerap disebut sebagai pelaku jurnalisme warga (Citizen journalism). Kesempatan itu, menurutnya adalah peluang yang cukup baik apabila dikelola secara prosedural, profesional dan juga bertumpu pada kepentingan publik.  Dengan catatan, literasi terus diperkuat.

Ketiga, Mas Dandhy membagi pengalamannya selama menjadi jurnalis di media mainstream. Bekerja selama 9 tahun, ia mengaku berpindah media sebanyak 11 kali. Dari perjalanan kerja jurnalismenya, Dandhy memberikan kesimpulan, disetiap perusahaan media terdapat soal akan “Independensi”. Untuk itu ia memilih untuk keluar dari media mainstream, lalu mendirikan Watchdoc pada tahun 2009 sebagai saluran idealisme dan juga media alternatif yang lebih memiliki “Challenging”

2009 berdiri, Watchdoc telah memproduksi sebanyak 165 episode dokumenter dan 715 feature televisi. Di antaranya adalah The Mahuzes (2015), Asimetris (2018), Sexy Killers (2019), The EndGame (2021), dan Kinipan (2021).  Pada tahun lalu, Watchdoc memperoleh Penghargaan Ramon Magsaysay, untuk kategori Emergent Leadership. Penghargaan ini, sering disebut sebagai ”Nobel versi Asia” sebuah penghargaan yang diberikan kepada individu atau organisasi yang dianggap unggul di bidang masing-masing sejak tahun 1957.

Keempat, sebagai pesan sakti bagi saya. Mas Dandhy menyimpulkan secara serius bahwa hari ini dengan berubahnya pola infomasi, perusahaan media yang menaruh bisnis diatas kepentingan jurnalisme, dan maraknya pelacuran media massa. Satu hal yang dapat dilakukan adalah menjadikan diri kita sendiri sebagai media. Maksudnya, kita dapat memproduksi informasi sebagai jalan alternatif melawan hegemoni media mainstream. “KITA ADALAH MEDIA ITU SENDIRI” Ucapnya menutup diskusi kemarin.

Bagikan yuk

Andi Saputra

Kader Hijau Muhammadiyah

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.