Emansipasi Kerja dalam Serial “Miss Scarlet and The Duke”

Sumber: catchplay.com
22 Desember lalu, saya mencari topik emansipasi kerja (meski ini bukan Hari Emansipasi) yang diangkat ke layar kaca Hollywood. Saya pun menemukan film serial “Miss Scarlett & The Duke” ciptaan Rachel New, yang diproduksi A+E sejak 2020, yang kini sudah sampai episode ke-22.
Pada salah satu poster “Miss Scarlett” ditampilkan wajah dua tokoh utamanya, yang semuanya elok parasnya, dengan teks “London’s first female detective”. Di latar belakang menjulang Big Ben dan gedung-gedung kota London abad 19.

Saya menduga, frasa pemasaran itu akan menjadi semacam keadaan saling klaim dengan film “Enola Holmes” ciptaan Jack Thorne, yang berlatar tempat dan waktu yang sama. Yang terakhir ini juga mengangkat detektif perempuan yang piawai, dan juga bermasalah secara sosial: London abad 19 itu alamnya laki-laki, sehingga perempuan menjadi detektif itu anomali, tabu, aneh.
“Miss Scarlet” yang dibintangi Kate Philips, artis Inggris kelahiran 21 Mei -seperti istri saya-, itu mengangkat banyak plot tentang rumitnya berada di ranah pekerjaan laki-laki. Padahal pada bidang kerja tersebut sejumlah laki-laki sesekali kelihatan kedunguannya.[AMA]