Rumah Baca Komunitas Gelar Diskusi Film Dirty Vote 2: Mengupas Perayaan Zaman Gelap, Kotor, dan Menindas
Sumber: Dokumen RBK
Rumah Baca Komunitas kembali menghadirkan ruang diskusi dan refleksi kritis melalui agenda “Reboan” nonton dan diskusi film Dirty Vote 2, pada Rabu, 22 Oktober 2025 mulai pukul 18.00 WIB di Rumah Baca Komunitas. Acara ini dirancang untuk memperdalam pemahaman publik terhadap praktik-praktik politik kontemporer di Indonesia pasca Pemilu 2024, khususnya soal strategi-strategi kekuasaan yang digambarkan dalam film dokumenter berdurasi empat jam karya Dandhy Laksono.
Hadir sebagai pemantik diskusi adalah para mahasiswa dan aktivis dari berbagai universitas dan daerah, di antaranya Faturrahman (Mahasiswa UNJANI, Halmahera Timur), Ifanul Abidin (Mahasiswa UGM, Madura), Taufik Ridho (Mahasiswa UMY, Bekasi), Ikmal (IKPM, Halmahera Timur), Yunitasari (Mahasiswa UGM, Yogyakarta), Aby Tian (Mahasiswa UII, Halmahera Tengah), Ilham Hamsah (Mahasiswa UGM, Sulawesi Barat), dan Hanafi (Mahasiswa, Kei). Keterlibatan lintas daerah ini memperkaya sudut pandang dan menegaskan pentingnya gerakan kolektif lintas wilayah dalam mengkritisi politik nasional.

Film Dirty Vote 2 menjadi perbincangan publik setelah membongkar secara tajam mekanisme kekuasaan di Indonesia dengan mengurai strategi 3O: Otot, Otak, dan Ongkos. Dokumenter ini menghadirkan analisis para pakar lintas disiplin seperti Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Bhima Yudhistira. Diskusi menyoroti isu militerisme, rekayasa hukum dan koalisi politik tanpa oposisi, hingga distribusi sumber daya ekonomi yang memperkuat cengkeraman elite dan oligarki. Praktik-praktik ini, menurut film, didorong oleh rasa insecure para penguasa yang tidak diimbangi legitimasi publik kokoh, meski menang telak secara elektoral.
Dalam diskusi juga diulas bagaimana kebijakan-kebijakan kontroversial pasca Pemilu 2024 seperti revisi PPN, kenaikan PBB, hingga penolakan terhadap RUU TNI mewarnai dinamika politik dan memperuncing sentimen masyarakat. Ungkapan satir hingga upaya pengaburan sejarah menjadi bukti ketakutan mendalam di lingkaran kekuasaan. Film ini juga mengangkat risiko dari upaya mengembalikan Indonesia ke UUD 1945 naskah asli dan menguatnya kembali peran militer serta dominasi kekuatan negara atas ekonomi, mengarah kepada kapitalisme terpimpin dan otoritarianisme gaya baru.
Melalui diskusi ini, Rumah Baca Komunitas menegaskan pentingnya reformasi di sektor kepolisian, militer, dan sistem politik demi menjebol “lingkaran setan” yang mengunci demokrasi Indonesia. Ruang-ruang kritis seperti ini diharapkan menjadi pelecut partisipasi aktif warga dalam menjaga demokrasi dan menolak normalisasi kekuasaan yang menindas.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Instagram: @rumahbacakomunitas
Email: rumahbacakomunitas@gmail.com