Tiga Keadilan

Adil itu mendekati taqwa. Begitu seringnya kita dengar dari masjid ke masjid dari khutbah ke khutbah. Bersyukur keadilan di republik ini sangat kuat diwacanakan. Makin sering diseminarkan makin nampak persoalan itu. Wujuduhu hilal akan masalah kemiskinan dan ketidakadilan struktural memang tak sebanding dengan upaya mengendalikannya sehingga masalah katiadaan praktik adil itu awet dan lestari.
Bahkan Pak Menko menertawakan masalah keadilan itu dengan meme kawula alit dan kawulo gedhe begini:
Kawula alit: minta keadilan
Kawula gedhe: minta, beli.
Segitulah akutnya masalah ini dan sebegitulah kekuatan lelucon politik di negeri ini. Negeri ini bukan negara wakanda apa negeri +62, inilah Indonesia. Apa kena UU ITE kalau kita sebut nama asli? Kita musti jujur musti satir itu halal dan bisa menambah rasa adil.
Pesan sebuah buku bercover Gusdur itu penting. Kalau kita humor, humorlah secara jujur dan adil dan humor itu hak segala anak bangsa kecuali pemerintah tak boleh humor humor saja apalagi ada bencana sosial, bencana gender, dan bencana iklim. Haram itu kalau hanya lihat lihat saja.
Ada tiga keadilan yang musti jadi agenda besar semua pemimpin dunia yang rapuh ini (fragile world), sebelum pecah(broken world) dan terfragmentasi (fragmented world). Tugas semua manusia adalah bersaudara dan implikasi dari persaudaraan itu adalah memastikan keadilan termaterialisasi dalam kehidupan nyata. Tiga keadilan yang niscaya itu adalah keadilan sosial, keadilan gender, dan keadilan lingkungan.
Keadilan Sosial
Kewajiban negara hukum adalah memenuhi rasa keadilan bagi semua tanpa pandang buluh sebagai amanah konstitusi. Keadilan sosial merupakan gerbang utama membangun perdamaian, kesajahteraan, kemakmuran bukan hanya skala komunitas tapi juga skala pengkhidmatan global.
Keadilan Gender
Perspektif perempuan sering alfa dari banyak narasi dan pengambilan kebijakan padahal jika dicermati detail perempuan paling serius terdampak dari praktik ketidakadilan politik, hukum, budaya, energi, dan ketidakadilan iklim. Hambatan terbesar pembangunan keadilan gender adalah rezim patriarki yang dilegitimasi oleh tafsir dangkal akan nilai nilai agama.
Keadilan Lingkungan
Keadilan lingkungan merupakan satu terminologi yang menjelaskan pentingnya akses dan kontrol terhadap sumber daya alam yang dapat digunakan untuk berbagi kesejahteraan sambil memastikan kelestarian bagi semesta tata kehidupan planet bumi. Praktik dominasi akan sumber daya alam menjadi problem serius jagad raya. Gerak ekonomi eskploitatif menganggu kesetimbangan (ekualibrium) sehingga ada ketimpangan akses hasil pangan, air, energi, tanah, dan lainnya. Dampak buruk dari pilihan sistem ekonomi kapitalistik adalah distribusi bencana ekologis yang berkelanjutan. Laporan BMKG menyebutkan datagrafis bencana akibat iklim dan sebagian tak terbantahkan hadirnya banjir yang besar akibat kehancuran hutan(hand made disaster).
Ketidakadilan lingkungan masih sering menjadi narasi pinggiran sehingga masih perlu upaya membangun kesadaran secara akseleratif melalui pendidikan lingkungan, sosialisasi fikih lingkungan, kajian, deseminasi riset, training untuk pemuda influenzer, dan tentu saja dukungan riset bagi para pihak pengambil kebijakan (decision maker policy).
Ketiga keadilan diatas layak untuk diperjuangkan sehingga pembangunan kewargaan global dapat memastikan kehidupan planet lestari di tengah krisis hari ini.